Wednesday, January 21, 2009

ANALISIS URANIUM DALAM FASA ORGANIK

Ringkasan

Analisis uranium dalam fasa organik . Telah dilakukan analisis uranium dalam fasa organik .Tujuan dari analysis ini adalah menentukan variabel yang berpengaruh selama striping, dari hasil striping dapat ditentukan kondisi optimum untuk analysis. Fasa organik ( TBP kerosin – UN ) yang mengandung uranium distriping dengan larutan natrium carbonat. Hasil striping dianalisis uraniumnya dengan metoda ASTM C 696-80. Dalam penelitian ini dilakukan optimasi striping, dan mencari limit deteksi untuk menentukan batas minimum uranium dalam fasa organik yang bisa dianalisis. Optimasi dilakukan dengan cara mencari waktu dan konsentrasi natrium karbonat yang optimal untuk striping. Waktu striping dibuat variasi 0, 1 dan 3 menit dan konsentrasi sodium karbonat dibuat variasi 5, 7.5 dan 10 %(b/v). Untuk menentukan limit deteksi, dilakukan analisis uranium dalam fasa organik dengan konsentrasi 1, 2 dan 5 g / L. Dari hasil analisis dapat disimpulkan striping optimum dilakukan selama 1 menit dan konsentrasi natrium karbonat yang digunakan sebesar 10 %(b/v). Uranium dalam fasa organik yang teranalisis maksimum 98,49 %(b/v) dari 29,22 g/L. Batas minimum uranium dalam fasa organik yang bisa dianalisis sebesar 2 g/L Uranium .

Ingin bisnis berpenghasilan jutaan rupiah dengan mudah di Internet pilih salah satu cara dibawah ini :

  1. Bisnis Internet I
  2. Bisnis Internet IITautan
  3. Ingin pulsa gratis dan bonus uang


PENDAHULUAN

Dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan laboratorium kendali kualitas di Bidang Teknologi Bahan Bakar Reaktor Daya, maka pelayanan analisis yang ada kaitannya dengan pembuatan bahan bakar nuklir perlu disediakan oleh laboratorium kendali kualitas. Diantara analisis tersebut adalah analisis uranium dalam fasa organik, analisis uranium dalam fasa organik ini perlu dilakukan terutama dalam tahap pemurnian. Di dalam proses pemurnian yang meliputi pelarutan yellow cake dan ekstraksi.
Selama ektraksi berlangsung terbentuk dua fasa yaitu fasa air dan fasa organik, uranium selain dalam fasa air juga terdapat dalam fasa organik, oleh karena itu perlu adanya prosedur analisis uranium dalam fasa organik. Proses analisis ini adalah melakukan striping uranium yang ada dalam fasa organik dipindahkan ke fasa air dengan larutan natrium karbonat 10 %(b/v) dan dianalisis dengan metoda yang sudah ada (ASTM 696). Di dalam analysis ada dua va riabel yang berpengaruh yaitu waktu striping dan konsentrasi sodium karbonat. Waktu striping divariasi 0, 1 dan 3 menit sedangkan konsen trasi karbonat divariasi 5, 7.5 dan 10%(b/v) Striping dan analisis dilakukan pada tempat yang sama.
Tujuan dari analisis ini adalah mencari kondisi optimum dan menentukan variabel yang berpe- ngaruh didalam analisis . Dari optimasi ini diharapkan diperoleh prosedur yang mempunyai ketepa- tan dan ketelitian yang tinggi dan mudah dilakukan.
Selama ini analisis uranium dalam fasa organik belum dilakukan dida- lam laboratorium kendali kualitas. Untuk mengetahui uranium dalam fasa organik biasanya dilakukan se- cara tidak langsung, yaitu menga- nalisis uranium dalam fasa air sebe- lum dan setelah ekstraksi. Selisih hasil analisis dari keduanya merupa- kan uranium dalam fasa organik. Analisis ini sulit dilakukan apabila ekstraksi berjalan secara kontinyu dan akan kesulitan untuk mengana- lisis fasa organik yang asal usulnya tidak diketahui. Untuk mengatasi hal ini dilakukan percobaan analisis ura- nium dalam fasa organik secara langsung. Analisis ini dilakukan de- ngan cara melakukan striping fasa organik. Uranium dalam fasa air terbentuk dianalisis secara langsung pada tempat yang sama dengan metoda ASTM C696-80 dengan menggunakan alat titroprocessor.

METODA

Metoda yang digunakan dalam anali- sis uranium dalam fasa organik adalah titrimetri (redox) yang menga- cu pada prosedur ASTM C 696-80. Pada percobaan ini dilakukan optimasi striping dan mencari limit deteksi analisis. Optimasi striping dengan parameter waktu striping dan konsentrasi natrium karbonat. Optimasi striping dengan variasi 0, 1, dan 3 menit dan konsentrasi natrium karbonat dengan variasi 5, 7,5 dan 10%(b/v). Limit deteksi dengan parameter konsentrasi uranium dalam fasa organik dengan variasi 5, 2 dan 1 g/L uranium. Dari hasil percobaan ini diperoleh kondisi optimal untuk mela kukan striping dan batas minimal uranium dalam fasa organik yang bisa dianalisis.


TATA KERJA

Optimasi striping :

Menentukan waktu striping :

Ambil 1mL fasa organik dengan kon- sentrasi tertentu (29,22 g/L) distri- ping dengan 1 mL natrium karbonat 10 %(b/v) dengan variasi waktu 0, 1 dan 3 menit dan dianalisis dengan metoda ASTM C 696-80. Dari hasil percobaan ini diperoleh waktu opti mal untuk melakukan striping. Ma- sing masing variabel dilakukan ana lisis 3 kali.

Menentukan konsentrasi larutan karbonat :

Ambil 1 mL fasa organik distriping dengan 1mL natrium karbonat dengan variasi konsentrasi 5.0, 7.5 dan 10 %(b/v) selama waktu optimal yang diperoleh pada percobaan pertama dan dianalisis dengan metoda ASTM C696-80. Dari hasil percobaan ini diperoleh konsentrasi optimal dari natrium karbonat yang digunakan untuk striping. Masing masing variabel dilakukan analisis 3 kali

Limit deteksi pengukuran :

Menentukan batas minimal uranium dalam fasa organik yang bisa diana lisis : Ambil 1 mL fasa organik de ngan variasi konsentrasi 1.0, 2.0, dan 5.0 g/L distriping dengan 1 mL larutan. Natrium karbonat 10 %(b/v) selama 1 menit dan dianalisis de- ngan metoda ASTM C 696-80. Masing masing variabel dilakukan analisis 7 kali.

HASIL DAN BAHASAN

Hasil percobaan dapat dilihat pada Tabel-1,Tabel-2 dan Tabel-3 kemudian ditunjukkan pada Gambar-1, Gambar-2 dan Gambar-3. Pada Gambar –1 terlihat bahwa striping yang dila kukan dengan menggunakan larutan natrium karbonat 10 %(b/v) dengan variasi waktu dari 0 – 3 menit dapat memberikan perubahan uranium yang teranalisis dalam fasa organik. Makin lama waktu striping, uranium dalam fasa organik yang teranalisis makin besar yaitu antara 92,74 sampai dengan 98,47 %(b/v).Pada variasi waktu striping 1 – 3 menit uranium dalam fasa organik yang teranalisis berkisar antara 98,42 –98,47 %(b/v). Pada variasi waktu ter sebut uranium yang teranalisis su dah menunjukkan harga yang kons tan. Hal ini menunjukkan bahwa striping dapat dilakukan antara waktu 1 – 3 menit, dan percobaan ini
Gambar 1 : Pengaruh waktu striping terhadap U teranalisis

dipilih waktu 1 menit untuk melakukan striping

Pada Gambar-2 terlihat bahwa kon sentrasi natrium karbonat dapat mempengaruhi uranium dalam fasa organik yang teranalisis. Pada percobaan ini konsentrasi larutan natrium karbonat yang digunakan divariasikan antara 5.0, 7.50, dan 10 %(b/v). dan waktu striping selama 1 menit. Pada percobaan Gambar-2 ini hanya membuktikan pada literatur
GAMBAR-2 : Pengaruh konsentrasi lart. Natrium karbonat terhadap U teranalisis.

yang ada, bahwa striping dilakukan pada konsentrasi 10 %(b/v).. Striping dengan menggunakan larutan karbo- nat 5-10 %(b/v). Uranium dalam fasa organik yang teranalisis berkisar antara 85,80 s/d 98,23 %(b/v).
Uranium teranalisis terbesar ditunjukkan pada striping dengan menggunakan Larutan Karbonat 10 %(b/v). yaitu 98,23 %(b/v). Dan tidak dilakukan striping dengan menggu- nakan larutan Karbonat lebih besar 10 %(b/v) karena mengacu pada literatur yang ada yaitu 10 %(b/v). (3)

Pada Gambar-3 menunjukkan perco- baan yang dilakukan pada konsen- trasi uranium yang sangat rendah. Maksud dari percobaan ini yaitu untuk menentukan batas minimal uranium dalam fasa organik yang masih bisa dianalisis dengan kesa- lahan analisis maksimal 5 %(b/b). Dari Gambar ini dapat terlihat bahwa batas minimal uranium dalam fasa organik yang masih bisa dianalisis dan memberikan kesalahan lebih kecil 5 %(b/b). Harga ini dapat ditunjukkan pada fasa organik dengan konsentrasi 2
GAMBAR-3 : Pengaruh uranium dalam fasa organik terhadap kesa lahan analisis.

g/L U. dengan kesalahan analisis 4.239 %(b/b). Pada Gambar-2 ini dapat menunjukkan bahwa konsentrasi 1 gr U / ltr masih bisa dianalisis tapi mempunyai kesalahan lebih besar 5 %(b/b). Jadi limit deteksi pada percobaan ini adalah fasa organik dengan konsentrasi 2 g/L U.

KESIMPULAN :

Kesimpulan yang diperoleh dalam percobaan ini adalah analisis urani um dalam fasa organik bisa dila kukan menggunakan metoda ASTM C-696-80 dengan kondisi optimum :
- Waktu striping 1 menit
- Larutan natrium karbonat 10 %(b/v)
- Limit deteksi U dalam fasa organik 2 g/L seperti trlihat pada pembahasan..
- Batas terkecil pengukuran 1 g/L

DAFTAR PUSTAKA :

1. ASTM STANDARD, Designation C696-80, “ Standard Methods for Chemical, Mass Spectrometric, Spectrochemical, Nuclear and Radiochemical Analisis of Nu clear-Grade Uranyl nitrate solution “, American Standard Institute, (1983), p51-53
2. ANONIM, “Instruction for use”, Metrohm AG CH-9100 Herisau, Titroprocessor 672, Switzerland, (1984).
3. GALKIN NP., SUDARIKOV, B.N., VERYATIN, A.A., Techno logi of uranium, Atomizdat, Moskva, 1964, p.152-153.

PENENTUAN KADAR BESI DIDALAM PASIR BESI DENGAN ALAT TITROPROCESSOR 672

Ringkasan

ANALISIS PASIR BESI DENGAN ALAT TITROPROCESSOR 672. Telah dilakukan Analisis konsentrat pasir besi memakai prosedur A Text - Book of Quantitative Inorganic Analisis dengan alat titroprocessor 672 buatan. Ferro sulfat digunakan sebagai sebagai standar dan kalium bikromat 0,025 N sebagai titer. Dalam percobaan ini dilakukan pelarutan pasir besi dan standarisasi menggunakan Ferro sulfat. Pasir besi kering dilarutkan dengan air raia dengan perbandingan 2 gram pasir besi : 20 ml air raja diaduk dan dipanaskan selama 2-3 jam. Hasil larutan diencerkan sampai volume 50 ml dan dianalisis dengan titer kalium bikromat 0,025 N. Standarisasi digunakan ferro sulfat dengan konsentrasi besi 20, 10, 5, 2, 1 dan 0,4 g/l. Dari hasil standarisasi dapat diperoleh presisi, akurasi untuk menentukan daerah linier dan batas deteksi Analisis. Analisis besi dapat dilakukan pada konsentrasi 2-20 g/l, presisi berkisar antara 0,5-0,23, dengan persamaan garis Y = 0,9574 + 0,0056 dengan derajat linieritas sebesar 0,9991. Batas deteksi terendah ditunjukkan pada konsentrasi besi 2 g/l. Hasil perhitungan kadar besi didalam pasir besi adalah 50,35%.

Ingin bisnis berpenghasilan jutaan rupiah dengan mudah di Internet pilih salah satu cara dibawah ini :




Analysis Pasir Besi Dengan Metoda Potensiometri

ANALISIS ASAM BEBAS SECARA POTENSIOMETRIK DIDALAM

Analisis asam bebas secara potensiometrik didalam larutan uranil nitrat murni. Analisis asam bebas secara potensiometrik didalam larutan uranil nitrat murni telah dilakukan menggunakan metoda titrimetri . Asam nitrat pekat digunakan sebagai larutan induk dan distandarisasi dengan menggunakan larutan standar NaOH yang sudah diketahui normalitasnya. Ammonium oksalat jenuh digunakan sebagai larutan penyangga. Penentuan asam bebas keseluruhan ditentukan oleh titrasi standar sodium hidroksida secara potensiometrik menggunakan elektroda pH. Di buat satu seri larutan asam nitrat dengan konsentrasi 0,1 N sampai dengan 0,6 N dan distandarisasi dengan sodium hidroksida 0,1 N . Dari hasil analisis dibuat kurva standar antara asam nitrat hasil analisis Vs asam nitrat awal. Hasil analisis menunjukkan untuk konsentrasi 0,1 N kesalahan sebesar 2,1%, untuk konsentrasi 0,4 N kesalahan sebesar 0,38%, sedangkan untuk konsentrasi 0,6 N kesalahan sebesar 0,47%. Hasil analisis yang diperoleh mengikuti persamaan garis linier Y = 1,052 X - 0,0073. Pada contoh uranil nitrat yang mengandung 16 dan 8 gram uranium per ltr , uranium tidak mempengaruhi pengukuran asam bebas didalam larutan uranil nitrat. Untuk uranil nitrat dengan kadar 8 gr U/ltr dan konsentrasi asam 0,1 N kesalahan sebesar 2,9%, sedangkan untuk kadar 16 gr U/ltr dan konsentrasi asam 0,2 N kesalahan sebesar 1,37%.

Ingin bisnis berpenghasilan jutaan rupiah dengan mudah di Internet pilih salah satu cara dibawah ini :

  1. Bisnis Internet I
  2. Bisnis Internet II

Asam Bebas.

KETELITIAN TITRASI POTENSIOMETRIK URANIUM TERMODIFIKASI UNTUK ALIKOT 1-20 mgr DENGAN MENGGUNAKAN BESI(II)SULFAT SEBAGAI REDUKTOR

Ringkasan
Ketelitian Titrasi Potensiometrik Uranium Termodifikasi untuk alikot 1-20 mgr dengan Menggunakan Besi(II)sulfat sebagai Reduktor. Ketelitian titrasi potensiometrik uranium termodifikasi untuk alikot 1-20 mgr dengan menggunakan besi(II)sulfat telah dipelajari. U308 digunakan sebagai sumber uranium standar dan besi(II)sulfat digunakan untuk mereduksi U(VI) menjadi U(IV) di dalam larutan asam phospat pekat yang mengandung asam sulfamat, sementara kelebihan besi(II)sulfat kemudian dioksidasi oleh asam nitrat dengan Mo (VI) sebagai katalisator. Setelah ditambahkan air dan vanadium (IV), penentuan keseluruhan U (IV) ditentukan oleh titrasi standar kalium dikromat secara potensiometrik menggunakan elektroda platinum. Pada prosedur ini modifikasi meliputi pengurangan pereaksi sehingga tinggal l0% dari pereaksi semula yang diadopsi dan mengganti konsentrasi titer kalium dikromat menjadi 0.025 N. Hasil analisis menunjukkan bahwa untuk berat uranium 1 mgr faktor koreksi sebesar 0.846 dengan standar deviasi relatif sebesar 2.3%, sedangkan untuk berat uranium 20 mgr faktor koreksi sebesar 0.991 dengan standar deviasi relatif sebesar 0.405%. Hasil analisis yang diperoleh mengikuti persamaan garis linier Y = 0.9995X + 0.2229

Ingin bisnis berpenghasilan jutaan rupiah dengan mudah di Internet pilih salah satu cara dibawah ini :

  1. Bisnis Internet I
  2. Bisnis Internet II



Iso 1

ANALISIS KADAR AIR DI DALAM SERBUK UO2 DENGAN CARA GRAVIMETRI

Ringkasan

ANALYSIS KADAR AIR DI DALAM SERBUK UO2 DENGAN CARA GRAVIMETRI. Telah dilakukan penentuan kadar air di dalam serbuk UO2 dengan cara gravimetri. Metode gravimetri sangat teliti dan mudah untuk menentukan kadar air didalam serbuk UO2. Sampel ditimbang,dimasukkan ke dalam cawan yang telah didinginkan dan di simpan dalam desikator. Panaskan sampel di dalam tungku pemanas minimal 4 jam dan dinginkan dalam desikator dan ditimbang. Analisis kadar air didalam serbuk UO2 dipengaruhi suhu dan ukuran butir. Parameter suhu dan ukuran butir diamati dalam percobaan ini. Pada suhu 40-110 oC dan ukuran butir 80-400 mesh, kadar air berkisar antara 0.292% - 0.313% dengan kesalahan analisis berkisar antara 4.225%- 15.66%. Sedangkan ukuran butir didalam UO2 berpengaruh terhadap kesalahan analisis. Kesalahan analisis terkecil sebesar 4.225% pada suhu 110 oC untuk ukuran butir 400 mesh. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa, analisis kadar air didalam serbuk UO2 dapat dilakukan pada suhu 110 oC dan pada ukuran butir lebih besar dari 400 mesh.

Ingin bisnis berpenghasilan jutaan rupiah dengan mudah di Internet pilih salah satu cara dibawah ini :




Kdr air

ANALISIS KLORIDA DI DALAM SERBUK UO2 DENGAN TEKNIK TITRASI POTENSIOMETRIK

ANALISIS Cl DI DALAM SERBUK UO2 DENGAN TEKNIK TITRASI POTENSIOMETRIK.Telah dilakukan percobaan analisis Klorida didalam serbuk UO2 dengan teknik titrasi potensiometrik. Sodium Klorida digunakan sebagai sumber standar Cl, asam nitrat digunakan untuk keasaman larutan dan argentum nitrat digunakan sebagai titran. Analisis Cl secara keseluruhan ditentukan oleh titrasi standar Argentum nitrat menggunakan teknik titrasi potensiometrikk dengan elektrode perak. Keasaman dan kandungan uranium didalam larutan berpengaruh terhadap analysis Klorida. Kurva kalibrasi standar Cl dibuat dari larutan Na Cl, dengan kisaran konsentrasi 2 ppm sampai 20 ppm Hasil analisis menunjukkan, keasaman berpengaruh terhadap kesalahan analysis. Untuk pH = 2 kesalahan analisis sebesar 0,44% dengan deviasi standar sebesar 0,022. Untuk pH = 3 kesalahan analisis sebesar 3,03% dengan deviasi standar sebesar 0,149. Untuk pH = 4 kesalahan analisis sebesar 3,80% dengan deviasi standar sebesar 0,185. Sedangkan kandungan logam uranium di dalam larutan berpengaruh terhadap effisiensi analisis. Untuk kandungan uranium 0,5 gram, effisiensi analisis sebesar 82,48% dan faktor koreksi sebesar 1,212 , Untuk kandungan uranium 1 gram, effisiensi analisis sebesar 62,34% dan faktor koreksi sebesar 1,604.Untuk kandungan uranium 2 gram, effisiensi analysis sebesar 55,15% dan faktor koreksi sebesar 1,813. Batas deteksi dengan metoda potensimetrik 25 mg.Cl/1g.U(25 ppm) dan pH optimum = 2, dengan kisaran standar deviasi dari 0,019 sampai 0,027 .
Ingin bisnis berpenghasilan jutaan rupiah dengan mudah di Internet pilih salah satu cara dibawah ini :
  1. Bisnis Internet I
  2. Bisnis Internet II


Kdr Cl.

Tuesday, January 20, 2009

ANALISIS KONSENTRASI URANIUM DALAM LIMBAH CAIR DENGAN METODE TITRIMETRI UNTUK MEMINIMASIKAN MUF DI MBA RI-E.

Ringkasan
Analisis Konsentrasi Uranium dalam limbah cair dengan metode Titrimetri untuk meminimasikan MUF di MBA RI-E telah dilakukan di Laboratorium Kendali Kualitas di Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE), yang merupakan salah satu bagian wilayah di MBA RI-E, yang ditempatkan pada KMP inventori dengan kode KMP.G. Pada pelaksanaan kegiatan penelitian, telah dilakukan beberapa analisis yang menimbulkan limbah cair. Dalam rangka meminimasikan harga bahan nuklir yang tidak dapat dipertanggungjawabkan (Material Unaccounted For / MUF), telah dilakukan perhitungan kadar uranium di dalam limbah cair jenis fase air dengan metode Titrimetri dengan alat Potensiometer yang memakai pereduksi FeSO4 (ASTM C696). Analisis ini sangat perlu dilakukan untuk mendapatkan data kandungan uranium terhadap limbah dengan teliti. Metode titrimetri ini berdasar pada reaksi oksidasi - reduksi. Untuk mereduksi U (VI) menjadi U (IV) digunakan Fe (II) sulfat di dalam larutan asam phospat pekat yang mengandung asam sulfamat, sementara kelebihan Fe (II) dioksidasi oleh asam nitrat menjadi Fe (III) dengan katalisator Mo dengan penambahan air (H2O) dan Vanadium (IV), untuk penentuan keseluruhan U (IV) ditentukan dengan titrasi untuk standart Kalium dichromat secara potensiometrik menggunakan elektroda platinum. Untuk menentukan faktor koreksi alat yang digunakan dipakai larutan UNH standart. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut : untuk konsentrasi uranium 1 gram/ltr diperoleh faktor koreksi 0,9447 dengan standart deviasi relatif 0,051%.
Ingin bisnis berpenghasilan jutaan rupiah dengan mudah di Internet pilih salah satu cara dibawah ini :


Limbah Cair 1

PEMISAHAN FLUORIDA DARI LARUTAN URANIL NITRAT DENGAN CARA DISTILASI UAP

Telah dilakukan pemisahan fluorida dari larutan uranil nitrat dengan cara distilasi uap. Pemisahan fluorida dari larutan uranil nitrat dapat dilakukan dengan cara distilasi uap. Tujuan percobaan ini ialah menentukan effisiensi alat distilasi uap dengan menggunakan prosedur ASTM C 799-83. Larutan uranil nitrat dicampur dengan larutan medium yang mengandung ferro ammonium sulfat, asam sulfamat, asam phospat, dan asam sulfat. Campuran dimasukkan kedalam labu distilasi dan dipanaskan sampai suhu 140 oC Pemisahan fluorida terjadi pada saat suhu 100 s/d 140 oC. Pada suhu 140 oC air sudah teruapkan semua dan yang tertinggal adalah larutan medium yang mengandung uranium, oleh karena itu pada suhu 140 oC distilasi dihentikan (1). Karena ikatan fluorida dan air lebih kuat dibandingkan dengan ikatan fluorida dan asam, maka fluorida akan teruapkan dan mengembun didalam distilat. Distilat yang dihasilkan diatur pH nya berkisar antara pH 7 s/d 8 kemudian dianalisis dengan alat titroprocessor. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa, pemisahan 100 mikro gram fluorida dengan cara distilasi uap mudah dilakukan pada suhu 140 oC, dengan effisiensi berkisar 96 s/d 98,5 %.
Ingin bisnis berpenghasilan jutaan rupiah dengan mudah di Internet pilih salah satu cara dibawah ini :
Makaalah Destilasi Uap

VALIDASI METODA ANALISIS PENENTUAN KADAR URANIUM DAN O/U RASIO DARI SERBUK UO2 DAN PELET UO2 SINTER MURNI

Validasi metoda analisis penentuan kadar uranium dan O/U rasio dari serbuk UO2 dan pelet sinter UO2. Pada metoda titrimetri digunakan prosedur ASTM dan ISO, U3O8 sebagai sumber uranium standar, FeSO4 sebagai reduktor dan K2Cr2O7 digunakan sebagai titer. Pada metoda gravimetri digunakan prosedur ASTM, Serbuk UO2 cameco dan pelet UO2 sinter sebagai bahan standar dengan pemanasan pada suhu 900 oC selama waktu 4 jam. Setelah dilakukan standarisasi dari kedua metoda tersebut kemudian dipilih satu atau keduanya untuk penentuan kadar O/U rasio. Hasil analisis 10 mgr uranium menggunakan metoda titrimetri dengan prosedur ASTM dan ISO diperoleh Standar Deviasi Relatif berkisar antara 0,270-0,800%, sedangkan hasil analisis 5 gram uranium dengan metoda gravimetri/ASTM menggunakan bahan UO2 serbuk dan pelet UO2 sinter diperoleh Standar Deviasi Relatif = 0,125%. Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa kedua metoda tersebut dapat digunakan untuk analisis penentuan kadar O/U rasio, tergantung dari berat uranium yang akan dianalisis. Untuk sampel diatas 5 gram dapat digunakan metoda gravimetri dan untuk sampel yang kecil (10-200 mgr) dapat digunakan metoda titrimetri.
Ingin bisnis berpenghasilan jutaan rupiah dengan mudah di Internet pilih salah satu cara dibawah ini :



Mkl Validasi.

PENENTUAN DAYA SERAP ARANG AKTIF TEKNIS TERHADAP IODIUM DENGAN METODE IODOMETRY MENGGUNAKAN ALAT POTENTIO METER.

Ringkasan
Telah dilakukan penentuan daya serap arang aktif teknis terhadap iodium dengan metoda iodometri dengan alat potensiometer. Metode iodometri cukup teliti dan mudah untuk menentukan iodium yang terserap didalam arang aktif. Arang aktif terbuat dari arang batok kelapa yang telah diaktifkan dan dihaluskan dengan diameter 200 mesh. Arang aktif ditimbang, dimasukkan ke dalam beker 100 mL tambahkan larutan iodium diaduk selama 15 menit. Campuran kemudian dipusingkan didalam alat sentrifugal sampai arang aktif terpisah dari cairannya. Filtratnya dianalisis kandungan iodiumnya dengan menggunakan natrium thiosulfat dan diukur dengan alat potensiometer. Daya serap yang diperoleh dalam satuan mg iodium / g arang aktif, mg/g. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa analisis daya serap iodium dengan metoda iodometri dapat dilakukan menggunakan alat potensiometer. Hasil daya serap arang aktif teknis sebesar 565,30 mg/g dengan derajat linieritas analisis sebesar 0.9993.
Ingin bisnis berpenghasilan jutaan rupiah dengan mudah di Internet pilih salah satu cara dibawah ini :

Penentuan Daya Serap Arang Aktif Teknis Terhadap Iodium.

PENENTUAN KADAR AIR DAN O/U RATIOPADA PELET SINTER DAN SERBUK UO2 CAMECO

PENENTUAN KADAR AIR DAN O/U RATIO PADA PELET SINTER DAN SERBUK UO2 CAMECO

Ringkasan

analisis kadar air dan O/U ratio pada pellet sinter dilakukan dengan metoda gravimetri caranya sebagai berikut



PENENTUAN KADAR AIR

Berat pelet sinter awal = 8,9934 g
Dipanaskan pada suhu 150
oC selama 2 jam
Berat pelet sinter
setelah dipanaskan = 8,9934

Kadar air = 0 %

PENENTUAN O/U RATIO

  • Timbang pelet sinter 5 s/d 10 g masukkan ke dalam krus porselin percobaan dilakukan sebanyak 7 x.

  • Panaskan sampel ke dalam Muffle Furnace pada suhu 900 ± 25 o C selama minimal 4 jam

  • Dinginkan di dalam desikator dan ditimbang hasilnya sebagai U3O8.

  • Hasil U3O8 adalah senyawa stochiometric dan dapat digunakan untuk menghitung % U dan O/U ratio.

selengkapnya

Ingin bisnis berpenghasilan jutaan rupiah dengan mudah di Internet pilih salah satu cara dibawah ini :
Bisnis Internet I
  • Bisnis Internet II

  • Penentuan Kadar Air Dan O/U ratio dlm Pelet sinter UO2





    Penentuan sulfat secara potensiometri

    Ringkasan :
    Penentuan sulfat secara potensiometrik dengan metoda back titration, contoh larutan diendapkan sebagai barium sulfat dengan cara menambahkan barium klorida berlebihan,kelebihan Barium dititrasi dengan larutan NaEDTA menggunakan elektroda ion selektif kalsium. Perbedaan antara barium klorida yang ditambahkan dengan kelebihan barium yang dititrasi merupakan barium sulfat yang diendapkan. Tujuan dari percobaan ini adalah melakukan analisis penentuan sulfat di dalam larutan standar Na2SO4 Dalam percobaan digunakan sulfat standar 1000 ppm, larutan Ba Cl2 0,01 M, larutan Ca 1000 ppm dan larutan titer EDTA 0,01 M. Parameter percobaannya yaitu variasi konsentrasi sulfat dari 2, 5, 10 dan 20 ppm, dari hasil percobaan diperoleh bahwa untuk penentuan sulfat jangkauan analisis berkisar dari 5 s/d 20 ppm, kesalahan analisis berkisar antara 1,70 dan 2,40 % dengan batas deteksi terendah sebesar 2 ppm . Hasil analisis penentuan sulfat di dalam FeSO4 7H2O dan Na2SO4 sebesar 33,95 dan 59,86 %.
    Ingin bisnis berpenghasilan jutaan rupiah dengan mudah di Internet pilih salah satu cara dibawah ini :
    Penentuan sulfat

    Friday, January 16, 2009

    PENGOLAHAN EFLUEN URANIUM DENGAN CARA PENGERINGAN

    Ringkasan

    Efluen proses kimia yang mengandung uranium berkisar 0,19 s/d 1 g/L dengan cara pengeringan. Tujuannya adalah pemungutan Uranium dari efluen dan filtratnya dikeringkan untuk disimpan sementara dalam bentuk padatan kering. Cara yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode gravimetri. Mula-mula 50 mL efluen Uranium dengan keasaman 2,71 s/d 5,94 N dinetralkan dengan Natrium Hidroksida teknis sampai dengan pH=7, disaring dan filtratnya panaskan sampai kering, hasilnya ditimbang dan disimpan dalam keadaan kering. Dari hasil pengeringan dapat dihitung berat efluen Uranium kering yang dihasilkan dan Natrium Hidroksida teknis yang dibutuhkan untuk memproses efluen Uranium yang ada di ruang HR 24A gedung 65 B3N – PTBN. Dari percobaan diperoleh hasil bahwa dari 6 varian Efluen Uranium(masing masing 50 mL) yang dikeringkan menghasilkan efluen Uranium kering berkisar antara 7,88 s/d 21,34 g dan membutuhkan Natrium hidroksida berkisar antara 4,78 s/d 10,91g. Dari data percobaan ini dapat disimpulkan bahwa untuk mengeringkan efluen Uranium sebanyak 120 L dihasilkan padatan kering sebanyak 28,69 kg dan dibutuhkan 16,67 Kg Natrium Hidroksida teknis (kristal).

    Ingin bisnis berpenghasilan jutaan rupiah dengan mudah di Internet pilih salah satu cara dibawah ini :

    Hasil yang lebih lengkap dapat dilihat pada


    PENGOLAHAN EFLUEN URANIUM DENGAN CARA PENGERINGAN



    Pengolahan Efluen Uranium

    PENENTUAN KALSIUM DAN MAGNESIUM DI DALAM AIR SECARA POTENSIOMETRI

    Penentuan kalsium dan magnesium di dalam air secara potensiometri
    Metoda untuk menentukan kandungan kalsium dan magnesium di dalam air ini sangat sederhana. Dalam percobaan digunakan kalsium standar, magnesium standar dan elektroda ion selektif kalsium digunakan untuk penunjuk penentuan secara kompleksometri dari ion kalsium dan magnesium dengan zat pengomplek. Titran Na-EDTA digunakan sebagai zat pengomplek membentuk Ca dan Mg-EDTA sehingga jumlah kandungan Ca dan Mg dapat ditentukan. Di dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap campuran kalsium dan magnesium standar untuk menentukan linieritas, batas deteksi terendah, presisi dan kesalahan analisis. Dilakukan pula penentuan kalsium dan magnesium di dalam air. Larutan standar yang digunakan berupa campuran kalsium standar 1000 ppm dan magnesium standar 500 ppm. Parameter percobaan yaitu variasi konsentrasi kalsium 2, 4, 5, 10 dan 20 ppm, dan variasi konsentrasi magnesium 1, 2, 2.5, 5 dan 10 ppm. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa untuk penentuan kalsium jangkauan analisis berkisar dari 4 s/d 20 ppm, kesalahan analisis berkisar dari 1,75 s/d 2,91%, derajat linieritas sebesar 0,9998 dengan batas deteksi terendah sebesar 2 ppm. Untuk penentuan magnesium jangkauan analisis berkisar dari 2,5 s/d 10 ppm, kesalahan analisis berkisar dari 3,06 s/d 4,38%, derajat linieritas sebesar 0,9993 dengan batas deteksi terendah sebesar 1 ppm. Hasil analisis penentuan kalsium dan magnesium di dalam air di laboratorium Kendal Kualitas sebesar 11,46 dan 1,99 ppm.
    Ingin bisnis berpenghasilan jutaan rupiah dengan mudah di Internet pilih salah satu cara dibawah ini :
    Hasil sengkapnya dapat dilihat pada


    P-penentuan Kalsium Dan Magnesium Di Dalam Air Secara Potensiometri

    Thursday, January 15, 2009

    ANALISA URANIUM SECARA POTENSIOMETRIK DENGAN MODIFIKASI METODE TITAN

    ANALISA URANIUM SECARA POTENSIOMETRIK DENGAN MODIFIKASI METODE TITAN

    Ringkasan

    Analisa uranium secara potensiometrik dari 1-20 mg dengan modifikasi metode titan telah dilakukan. Uranil nitrat 6 hidrat digunakan sebagai sumber uranium standar dan titan klorida digunakan sebagai reduktor dalam medium asam sulfamat satu molar dan kalium bikhromat sebagai oksidatornya. Uranium (VI) direduksi menjadi uranium (IV) oleh titan (III), kemudian uranium (IV) dititrasi secara potensiometrik dengan kalium bikhromat menjadi uranium (VI) menggunakan elektrode platina. Hasil analisa menunjukkan, semakin besar uranium yang dianalisa faktor koreksi mendekati satu. Untuk berat uranium 1 mg faktor koreksi = 0.752 dan untuk berat uranium 20 mg = 0.949. Setelah dikoreksi didapatkan persamaan garis linier Y = 1.0001 x - 0.0021 dan r = 1.

    Ingin bisnis berpenghasilan jutaan rupiah dengan mudah di Internet pilih salah satu cara dibawah ini :

    Hasil selengkapnya bisa dilihat pada


    ANALISA URANIUM SECARA POTENSIOMETRIK DENGAN MODIFIKASI METODE TITAN



    Ticl3.

    Analisis uranium dalam fasa organik

    ANALISIS URANIUM DALAM FASA ORGANIK


    Ringkasan

    Uranium yang ada dalam fasa organik dianalisis dengan cara titrasi potentiometric, dan menentukan batas deteksi analisis, hasil selengkapnya bisa dilihat pada Analisis uranium dalam fasa organik

    Ingin bisnis berpenghasilan jutaan rupiah dengan mudah di Internet pilih salah satu cara dibawah ini :

    1. Bisnis Internet I
    2. Bisnis Internet II



    Analisis Uranium Dlm Fasa Org.
    ANALYSIS URANIUM DALAM FASA ORGANIK DENGAN METODA AST

    ANALISIS URANIUM DALAM FASA ORGANIK


    RINGKASAN

    Analisis uranium dalam fasa organik . Telah dilakukan analisis uranium dalam fasa organik .Tujuan dari analysis ini adalah menentukan variabel yang berpengaruh selama striping, dari hasil striping dapat ditentukan kondisi optimum untuk analysis. Fasa organik ( TBP kerosin – UN ) yang mengandung uranium distriping dengan larutan natrium carbonat. Hasil striping dianalisis uraniumnya dengan metoda ASTM C 696-80. Dalam penelitian ini dilakukan optimasi striping, dan mencari limit deteksi untuk menentukan batas minimum uranium dalam fasa organik yang bisa dianalisis. Optimasi dilakukan dengan cara mencari waktu dan konsentrasi natrium karbonat yang optimal untuk striping. Waktu striping dibuat variasi 0, 1 dan 3 menit dan konsentrasi sodium karbonat dibuat variasi 5, 7.5 dan 10 %(b/v). Untuk menentukan limit deteksi, dilakukan analisis uranium dalam fasa organik dengan konsentrasi 1, 2 dan 5 g / L. Dari hasil analisis dapat disimpulkan striping optimum dilakukan selama 1 menit dan konsentrasi natrium karbonat yang digunakan sebesar 10 %(b/v). Uranium dalam fasa organik yang teranalisis maksimum 98,49 %(b/v) dari 29,22 g/L. Batas minimum uranium dalam fasa organik yang bisa dianalisis sebesar 2 g/L Uranium .

    Hasil lengkapnya bisa dilihat


    ANALYSIS URANIUM DALAM FASA ORGANIK DENGAN METODA AST

    ANALISIS URANIUM DALAM FASA ORGANIK


    RINGKASAN

    Analisis uranium dalam fasa organik . Telah dilakukan analisis uranium dalam fasa organik .Tujuan dari analysis ini adalah menentukan variabel yang berpengaruh selama striping, dari hasil striping dapat ditentukan kondisi optimum untuk analysis. Fasa organik ( TBP kerosin – UN ) yang mengandung uranium distriping dengan larutan natrium carbonat. Hasil striping dianalisis uraniumnya dengan metoda ASTM C 696-80. Dalam penelitian ini dilakukan optimasi striping, dan mencari limit deteksi untuk menentukan batas minimum uranium dalam fasa organik yang bisa dianalisis. Optimasi dilakukan dengan cara mencari waktu dan konsentrasi natrium karbonat yang optimal untuk striping. Waktu striping dibuat variasi 0, 1 dan 3 menit dan konsentrasi sodium karbonat dibuat variasi 5, 7.5 dan 10 %(b/v). Untuk menentukan limit deteksi, dilakukan analisis uranium dalam fasa organik dengan konsentrasi 1, 2 dan 5 g / L. Dari hasil analisis dapat disimpulkan striping optimum dilakukan selama 1 menit dan konsentrasi natrium karbonat yang digunakan sebesar 10 %(b/v). Uranium dalam fasa organik yang teranalisis maksimum 98,49 %(b/v) dari 29,22 g/L. Batas minimum uranium dalam fasa organik yang bisa dianalisis sebesar 2 g/L Uranium .


    PENDAHULUAN


    Dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan laboratorium kendali kualitas di Bidang Teknologi Bahan Bakar Reaktor Daya, maka pelayanan analisis yang ada kaitannya dengan pembuatan bahan bakar nuklir perlu disediakan oleh laboratorium kendali kualitas. Diantara analisis tersebut adalah analisis uranium dalam fasa organik, analisis uranium dalam fasa organik ini perlu dilakukan terutama dalam tahap pemurnian. Di dalam proses pemurnian yang meliputi pelarutan yellow cake dan ekstraksi.

    Selama ektraksi berlangsung terbentuk dua fasa yaitu fasa air dan fasa organik, uranium selain dalam fasa air juga terdapat dalam fasa organik, oleh karena itu perlu adanya prosedur analisis uranium dalam fasa organik. Proses analisis ini adalah melakukan striping uranium yang ada dalam fasa organik dipindahkan ke fasa air dengan larutan natrium karbonat 10 %(b/v) dan dianalisis dengan metoda yang sudah ada (ASTM 696). Di dalam analysis ada dua va riabel yang berpengaruh yaitu waktu striping dan konsentrasi sodium karbonat. Waktu striping divariasi 0, 1 dan 3 menit sedangkan konsen trasi karbonat divariasi 5, 7.5 dan 10%(b/v) Striping dan analisis dilakukan pada tempat yang sama.

    Tujuan dari analisis ini adalah mencari kondisi optimum dan menentukan variabel yang berpe- ngaruh didalam analisis . Dari optimasi ini diharapkan diperoleh prosedur yang mempunyai ketepa- tan dan ketelitian yang tinggi dan mudah dilakukan.

    Selama ini analisis uranium dalam fasa organik belum dilakukan dida- lam laboratorium kendali kualitas. Untuk mengetahui uranium dalam fasa organik biasanya dilakukan se- cara tidak langsung, yaitu menga- nalisis uranium dalam fasa air sebe- lum dan setelah ekstraksi. Selisih hasil analisis dari keduanya merupa- kan uranium dalam fasa organik. Analisis ini sulit dilakukan apabila ekstraksi berjalan secara kontinyu dan akan kesulitan untuk mengana- lisis fasa organik yang asal usulnya tidak diketahui. Untuk mengatasi hal ini dilakukan percobaan analisis ura- nium dalam fasa organik secara langsung. Analisis ini dilakukan de- ngan cara melakukan striping fasa organik. Uranium dalam fasa air terbentuk dianalisis secara langsung pada tempat yang sama dengan metoda ASTM C696-80 dengan menggunakan alat titroprocessor.


    METODA


    Metoda yang digunakan dalam anali- sis uranium dalam fasa organik adalah titrimetri (redox) yang menga- cu pada prosedur ASTM C 696-80. Pada percobaan ini dilakukan optimasi striping dan mencari limit deteksi analisis. Optimasi striping dengan parameter waktu striping dan konsentrasi natrium karbonat. Optimasi striping dengan variasi 0, 1, dan 3 menit dan konsentrasi natrium karbonat dengan variasi 5, 7,5 dan 10%(b/v). Limit deteksi dengan parameter konsentrasi uranium dalam fasa organik dengan variasi 5, 2 dan 1 g/L uranium. Dari hasil percobaan ini diperoleh kondisi optimal untuk mela kukan striping dan batas minimal uranium dalam fasa organik yang bisa dianalisis.



    TATA KERJA


    Optimasi striping :


    Menentukan waktu striping :


    Ambil 1mL fasa organik dengan kon- sentrasi tertentu (29,22 g/L) distri- ping dengan 1 mL natrium karbonat 10 %(b/v) dengan variasi waktu 0, 1 dan 3 menit dan dianalisis dengan metoda ASTM C 696-80. Dari hasil percobaan ini diperoleh waktu opti mal untuk melakukan striping. Ma- sing masing variabel dilakukan ana lisis 3 kali.


    Menentukan konsentrasi larutan karbonat :


    Ambil 1 mL fasa organik distriping dengan 1mL natrium karbonat dengan variasi konsentrasi 5.0, 7.5 dan 10 %(b/v) selama waktu optimal yang diperoleh pada percobaan pertama dan dianalisis dengan metoda ASTM C696-80. Dari hasil percobaan ini diperoleh konsentrasi optimal dari natrium karbonat yang digunakan untuk striping. Masing masing variabel dilakukan analisis 3 kali


    Limit deteksi pengukuran :


    Menentukan batas minimal uranium dalam fasa organik yang bisa diana lisis : Ambil 1 mL fasa organik de ngan variasi konsentrasi 1.0, 2.0, dan 5.0 g/L distriping dengan 1 mL larutan. Natrium karbonat 10 %(b/v) selama 1 menit dan dianalisis de- ngan metoda ASTM C 696-80. Masing masing variabel dilakukan analisis 7 kali.


    HASIL DAN BAHASAN


    Hasil percobaan dapat dilihat pada Tabel-1,Tabel-2 dan Tabel-3 kemudian ditunjukkan pada Gambar-1, Gambar-2 dan Gambar-3. Pada Gambar –1 terlihat bahwa striping yang dila kukan dengan menggunakan larutan natrium karbonat 10 %(b/v) dengan variasi waktu dari 0 – 3 menit dapat memberikan perubahan uranium yang teranalisis dalam fasa organik. Makin lama waktu striping, uranium dalam fasa organik yang teranalisis makin besar yaitu antara 92,74 sampai dengan 98,47 %(b/v).Pada variasi waktu striping 1 – 3 menit uranium dalam fasa organik yang teranalisis berkisar antara 98,42 –98,47 %(b/v). Pada variasi waktu ter sebut uranium yang teranalisis su dah menunjukkan harga yang kons tan. Hal ini menunjukkan bahwa striping dapat dilakukan antara waktu 1 – 3 menit, dan percobaan ini

    Gambar 1 : Pengaruh waktu striping terhadap U teranalisis


    dipilih waktu 1 menit untuk melakukan striping

    Pada Gambar-2 terlihat bahwa kon sentrasi natrium karbonat dapat mempengaruhi uranium dalam fasa organik yang teranalisis. Pada percobaan ini konsentrasi larutan natrium karbonat yang digunakan divariasikan antara 5.0, 7.50, dan 10 %(b/v). dan waktu striping selama 1 menit. Pada percobaan Gambar-2 ini hanya membuktikan pada literatur yang ada, bahwa striping dilakukan pada konsentrasi 10 %(b/v).. Striping dengan menggunakan larutan karbo- nat 5-10 %(b/v). Uranium dalam fasa organik yang teranalisis berkisar antara 85,80 s/d 98,23 %(b/v).

    Uranium teranalisis terbesar ditunjukkan pada striping dengan menggunakan Larutan Karbonat 10 %(b/v). yaitu 98,23 %(b/v). Dan tidak dilakukan striping dengan menggu- nakan larutan Karbonat lebih besar 10 %(b/v) karena mengacu pada literatur yang ada yaitu 10 %(b/v). (3)




    GAMBAR-2 : Pengaruh konsentrasi lart. Natrium karbonat terhadap U teranalisis.


    Pada Gambar-3 menunjukkan perco- baan yang dilakukan pada konsen- trasi uranium yang sangat rendah. Maksud dari percobaan ini yaitu untuk menentukan batas minimal uranium dalam fasa organik yang masih bisa dianalisis dengan kesa- lahan analisis maksimal 5 %(b/b). Dari Gambar ini dapat terlihat bahwa batas minimal uranium dalam fasa organik yang masih bisa dianalisis dan memberikan kesalahan lebih kecil 5 %(b/b). Harga ini dapat ditunjukkan pada fasa organik dengan konsentrasi 2 g/L U. dengan kesalahan analisis 4.239 %(b/b). Pada Gambar-2 ini dapat menunjukkan bahwa konsentrasi 1 gr U / ltr masih bisa dianalisis tapi mempunyai kesalahan lebih besar 5 %(b/b). Jadi limit deteksi pada percobaan ini adalah fasa organik dengan konsentrasi 2 g/L U.

    GAMBAR-3 : Pengaruh uranium dalam fasa organik terhadap kesa lahan analisis.


    KESIMPULAN :


    Kesimpulan yang diperoleh dalam percobaan ini adalah analisis urani um dalam fasa organik bisa dila kukan menggunakan metoda ASTM C-696-80 dengan kondisi optimum :

    • Waktu striping 1 menit

    • Larutan natrium karbonat 10 %(b/v)

    • Limit deteksi U dalam fasa organik 2 g/L seperti trlihat pada pembahasan..

    • Batas terkecil pengukuran 1 g/L


    DAFTAR PUSTAKA :


    1. ASTM STANDARD, Designation C696-80, “ Standard Methods for Chemical, Mass Spectrometric, Spectrochemical, Nuclear and Radiochemical Analisis of Nu clear-Grade Uranyl nitrate solution “, American Standard Institute, (1983), p51-53

    2. ANONIM, “Instruction for use”, Metrohm AG CH-9100 Herisau, Titroprocessor 672, Switzerland, (1984).

    3. GALKIN NP., SUDARIKOV, B.N., VERYATIN, A.A., Techno logi of uranium, Atomizdat, Moskva, 1964, p.152-153.


    Support System Marketing Online